PRESS
RELEASE DALAM RANGKA MEMPERINGATI
WORLD
NO TOBACCO DAY 2018 / HARI
TANPA TEMBAKAU SEDUNIA
TANGGAL
31 MEI 2018
RSUP
PERSAHABATAN – PERHIMPUNAN DOKTER PARU INDONESIA (PDPI)
Merokok
merupakan salah satu masalah kesehatan karena tingkat penggunaan yang masih
cukup tinggi di Indonesia. Sejak tahun 1980 hingga saat ini, sebagian besar
negara di Asia Tenggara tidak mengalami penurunan prevalensi perokok. Indonesia
menjadi negara ketiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah Cina dan
India dengan jumlah perokok mencapai 50 juta penduduk per harinya. Data dari
Riset Kesehatan Nasional (Riskesdas) tahun 2013 menyatakan bahwa terdapat
peningkatan persentase perokok aktif di Indonesia usia > 15 tahun dari 34,4%
pada tahun 1995 menjadi 36,3% pada tahun 2013. Pada saat sekarang ini,
kebiasaan merokok tidak hanya menjadi masalah pada orang dewasa namun juga
semakin marak di kalangan anak remaja. World Health Organisation (WHO) melalui
data dari Indonesia Global School-based Student Health Survey (GSHS) dan
Global Youth Tobacco Survey (GYTS) tahun 2016 menyatakan anak remaja
yang merokok di Indonesia mencapai angka 13% dari total populasi dan 2% di
antaranya adalah anak perempuan. Dari data GSHS dan GYTS ini juga
didapatkan 9 dari 10 pelajar di Indonesia mulai mencoba untuk merokok sejak
usia di bawah 14 tahun.